Jumat, 29 Oktober 2010

ASAM RETINOAT DALAM KOSMETIKA, APA BAHAYANYA?

    Belum lama ini terdengar berita lumayan mengejutkan bahwa beberapa produk kosmetika, beberapa diantaranya cukup terkenal, ditarik dari peredaran oleh Badan POM. Sebuah tindakan yang penuh kehati-hatian terhadap adanya senyawa-senyawa pada kosmetika tersebut yang dikuatirkan dapat menyebabkan risiko kesehatan pada konsumen. Berdasarkan PUBLIC WARNING / PERINGATAN dari Badan POM Nomor : KH.00.01.43.2503 tanggal : 11 JUNI 2009, beberapa senyawa berbahaya yang dijumpai dalam kosmetika antara lain adalah :
• Merkuri (Hg) / Air Raksa termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun.
  Pemakaian Merkuri (Hg) dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit, yang akhirnya dapat
  menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, kerusakan permanen pada susunan syaraf, otak,
  ginjal dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan muntah-
  muntah, diare dan kerusakan ginjal serta merupakan zat karsinogenik (menyebabkan kanker) pada manusia.
• Hidrokinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian   obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar,   bercak-bercak hitam.
• Asam Retinoat / Tretinoin / Retinoic Acid dapat menyebabkan kulit kering, rasa terbakar, teratogenik (cacat
  pada janin).
• Bahan pewarna Merah K.3 (CI 15585), Merah K.10 (Rhodamin B) dan Jingga K.1 (CI 12075) merupakan zat warna
  sintetis yang umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini merupakan zat
  karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Rhodamin B dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati.
     Salah satu bahan berbahaya yang akan dikaji dalam artikel ini adalah tentang asam retinoat. Menarik bahwa asam   retinoat banyak dijumpai pada produk-produk pemutih kulit, salah satunya adalah produk yang cukup ngetop di Yogya,   yaitu produk dari Natasha Medicated Skin Care Yogyakarta. Aduh, mudah-mudahan saya tidak idtuntut  karena menyebut   nama…. Karena saya juga hanya mengutip dari edaran  Badan POM n artikel orang lain. Lanjut, merk terkenal OLAY dan PONDS juga ada yang  ditarik karena mengandung merkuri. Yang ditarik adalah OLAY Total White produk Malaysia dan PONDS Age Miracle
  produk Thailand/Singapore.


Kembali ke asam retinoatnya, ……
Apakah asam retinoat itu?
Asam retinoat adalah bentuk asam dan bentuk aktif dari vitamin A (retinol). Disebut juga tretinoin. Asam retinoat ini sering dipakai sebagai bentuk sediaan vitamin A topikal, yang dapat diperoleh secara bebas maupun dengan resep dokter. Bahan ini sering dipakai pada preparat untuk kulit terutama untuk pengobatan jerawat, dan sekarang banyak dipakai untuk mengatasi kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari (sundamage) dan untuk pemutih.
Bagaimana Asam retinoat bekerja?
Kulit memiliki reseptor untuk asam retinoat yang disebut retinoic acid receptor (RAR) yang berlokasi di dalam sel (intraseluler). Jika asam retinoat mengikat reseptornya, maka akan mengaktifkan transkripsi gen yang akan menstimulasi replikasi dan diferensiasi sel, terutama adalah sel-sel keratin (sel sel tanduk) penyusun kulit paling luar (epidermis).Hal ini akan menyebabkan efek berkurangnya keriput dan memperbaiki sel-sel kulit yang rusak, misalnya karena paparan sinar matahari.
Mekanismenya sebagai obat jerawat belum banyak diketahui sepenuhnya, tetapi Diane Thiboutot dkk dari Pennsylvania State University College of Medicine, dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa asam retinoat ini meng-up regulasi gen untuk pembentukan protein NGAL, yang berperan dalam proses kematian (apoptosis) kelenjar sebasea, yaitu kelenjar penghasil minyak di kulit, yang umumnya terlibat pada terjadinya jerawat. Dengan kematian sel kelenjar sebasea ini, maka produksi minyak kulit berkurang dan akan mengurangi jerawat.
Asam retinoat juga sering dimasukkan dalam komposisi krim pemutih karena dipercaya memiliki efek pemutih. Efek asam
retinoat ini tidak langsung melalui penghambatan pigmen melanin seperti beberapa senyawa pemutih lainnya, tetapi menurut
Yoshimura cs, diduga karena terjadinya peningkatan proliferasi sel-sel keratin dan percepatan turnover epidermis (lapisan kulit paling luar), sehingga memberikan efek mencerahkan kulit.
Apa efek berbahayanya?
Kayaknya baik-baik saja, ya, bahayanya apa? Berdasarkan studi pada hewan coba, seperti yang dilakukan oleh beberapa peneliti dari Unair (Universitas Airlangga), asam retinoat dosis 60 mg/KgBB yang diinduksikan pada mencit hamil selama 10 hari menyebabkan penurunan hasil reproduksi induk mencit berupa berkurangnya jumlah fetus hidup, meningkatnya jumlah fetus mati dan resorbsi, untuk implantasi plasenta serta berat badan fetus tidak berpengaruh, sedangkan kelainan bawaan eksternal terjadi disemua fetus yang dihasilkan. Pada penggunaan sistemik (misalnya peroral) asam retinoat yang di uji pada manusia juga menunjukkan bahwa asam retinoat memiliki efek teratogenik, yaitu menyebabkan abnormalitas perkembangan
janin dalam kandungan. Paparan yang paling kritis adalah selama 3-5 minggu kehamilan, bahkan sebelum sang ibu ketahuan hamil. Penggunaan asam retinoat ini dapat menyebabkan berbagai bentuk malformasi/kecacatan pada janin. Fakta ini diperoleh beberapa saat setelah Accutane, suatu obat jerawat berbentuk kapsul berisi isotretinoin (13-cis-retinoic acid),
diperkenalkan pada bulan September tahun 1982. Diperkirakan 160 ribu wanita hamil pada saat itu menggunakannya. Antara tahun 1982-1987, kurang lebih dijumpai 900-1300 bayi yang lahir cacat, 700-1000 terjadi aborsi spontan, dan 5000-7000 janin digugurkan secara medis karena paparan Accutane. Anak-anak yang sempat dilahirkan memiliki gangguan hidrosephalus (pembesaran kepala berisi cairan), kecacatan telinga, gangguan jantung, dan penurunan intelegensia. Sejak itu Accutane digolongkan sebagai obat dengan kategori X untuk kehamilan, yaitu tidak boleh sama sekali dipakai pada wanita hamil atau
yang merencanakan hamil. Sementara pada penggunaan topikal, asam retinoat dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit seperti terbakar, terutama buat yang berkulit sensitif.
Walaupun efek yang paling nyata adalah pada penggunaan sistemik, tetapi pada penggunaan topikal (dioleskan di kulit) jika dilakukan dalam jangka waktu lama juga dikuatirkan akan menyebabkan terserapnya asam retinoat ke dalam tubuh dan akan mempengaruhi janin pada pengguna yang sedang hamil.
Kalau menurut aku sendiri sih, kalau mau maksa memakai sediaan yang mengandung asam retinoat… sebenarnya boleh saja, selama tidak iritasi, tidak ada alergi, tidak sedang hamil atau merencanakan hamil, apalagi jika hanya dipakai secara topikal dalam jangka waktu pendek, dan semestinya dengan pangawasan dokter.  Nah… kalau jerawat berderet sebesar-besar jagung, mau gimana……. ? Memang ada sih pilihan yang lain,… tapi Accutane sendiri di US masih beredar dan merupakan obat dengan resep dokter. Namun untuk kehati-hatian bagi semua, memang sudah bijaksana jika Badan POM proaktif melaksanakan tugas pengawasannya.
Sumber:
http://zulliesikawati.wordpress.com/2009/06/14/asam-retinoat-dalam-kosmetika-apa-bahayanya/#comment-2533

Teresia Retna Puspitadewi, S.Kep.,Ners / 090610296M Ilmu Kedokteran Reproduksi Program Studi Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. 2008. Efek Asam Retinoat yang Diberikan pada Induk Mencit (Mus musculus) Umur Kebuntingan 10 Hari Terhadap Hasil Reproduksi dan Kelainan Bawaan Eksternal Janin, Kamis, 08 October 2008 00:00

formulation of sunscreen cream and antioxidant cream.is made from Euchema spinosum seaweed extract as active agent.

Abstract
Seaweeds as a source of new compounds found in the sea have been known to have
biosynthesis products larger than other marine plants. Various studies of seaweed have
resulted new compounds with unique structure and have a pharmacological activity.
Therefore the research, excavation and utilization of seaweeds are needed. Activities are
conducted in ONDT are extracting, isolating and identifying the component type of sunscreen
active compounds of Euchema spinosum seaweed along with extracting and testing the
antioxidant activity of Euchema cottonii seaweed and also subsequently formulating cosmetic
preparations made from seaweed extracts. Component type of sunscreen active compounds of
Euchema spinosum seaweed were tested with the color reagent, and the results show that
Euchema spinosum seaweed contains components triterpenoids and tannins compounds that
have sunscreen activity, with test results indicated transmission of erythema 0.929 using UVVis
spectrophotometer at wavelengths from 290 to 372 nm. Test of antioxidant on Eucheuma
cottonii extracts were done using DPPH method of which result showed that the n-hexane,
chloroform and water extracts have antioxidant activity with IC50 values in a row for 543.38
μg / ml, 805.63 μg / ml and 457.29 μg / ml. Antioxidants are compounds that can inhibit
Reactive Oxygen Species (ROS) and free radicals. Given the antioxidant activity, underlies
the use of seaweed Euchema cottonii in cosmetic formulations. Further formulation of
sunscreen cream and antioxidant cream.is made from Euchema spinosum seaweed extract as
active agent.
downLoad fiLe

Pemuth Gigi dari Tanaman Gelagah

Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional merupakan warisan nenek moyang dan dengan landasan empirik telah digunakan dalam kurun waktu yang lama. Pengolahannya dilakukan secara sederhana dan tradisional, sehingga obat tradisional lebih mudah diterima masyarakat karena merupakan bagian
kebudayaan bangsa.
Saat ini memutihkan gigi sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Pemutihan gigi merupakan salah satu upaya yang sudah lama dikenal dalam ilmu kedokteran gigi. Sayangnya bahan yang digunakan untuk memutihkan gigi hingga saat ini masih banyak yang bersifat toksik terhadap jaringan rongga mulut. Padahal dengan eksplorasi bahan alam tradisional yang banyak terdapat di Indonesia, didapatkanlah satu tanaman yang aman dimanfaatkan sebagai pemutih gigi.
Dimasyarakat salama ini rumput-rumputan termasuk tanaman yang tidak menguntungkan dan tidak memiliki nilai ekonomis bagi manusia. Namun belum lama ini ditemukan tanaman jenis rerumputan yang dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan berupa rumput Glagah (Sacharum Spontanium L.). Jenis rumputan ini mengandung senyawa bioaktif saponin yakni busa yang dapat mengikat zaat warna. Dengan daya kerjanya yang dapat mengikat zat warna maka dapat digunakan untuk memutihkan gigi.
Selama ini pemutih gigi yang sering digunakan berasal dari bahan kimia  yang pada dasarnya baik untuk memutihkan gigi. Namun bahan kimia terebut memiliki efek samping yang dapat menyebabkan gigi menjadi rapuh dan sensitive. Berbeda halnya dengan Glagah (Sacharum Spontanium L.) yang zat aktifnya bekerja dengan mengikat zat warna secara alami dengan cara adanya busa yang ditimbulkan oleh saponin. Pemanfaatan Glagah (Sacharum Spontanium L.) dapat lebih praktis bila dibuat dalam bentuk sediaan tertentu seperti sediaan bentuk mouthwash. Selama 3 ini sediaan mouthwash digunakan sebagai penyegar, pembersih flak, dan penghilang bau mulut. Hal inilah yang mendasari pengembangan terhadap sediaan mouthwash untuk menambah nilai surplus mouthwash itu sendiri sebagai zat pemutih gigi.

Lebih lengkap: download