tag:blogger.com,1999:blog-85682022811626656042024-02-20T10:38:49.727-08:00KAJIAN PUSTAKAKajian Pustaka Farmasihttp://www.blogger.com/profile/15539262591050945628noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-8568202281162665604.post-87236936318540299972011-07-09T18:19:00.000-07:002011-07-09T18:19:24.595-07:00Salmonella Mampu Basmi Sel Kanker<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: grey; font-family: 'lucida grande',tahoma,verdana,arial,sans-serif; font-size: 11px; text-align: left;">Ada harapan baru dalam terapi kanker. Sebuah temuan baru tim dari Italia dan Amerika Serikat menemukan bahwa bakteri salmonella bisa merangang sistem imun untuk membunuh sel-sel kanker. Temuan ini bisa dijadikan dasar penemuan obat baru untuk kanker, baik<span class="Apple-converted-space"> </span><span class="text_exposed_show" style="display: inline;">dalam ranah imunoterapi ataupun pembuatan vaksin.<br />
<br />
Awalnya para peneliti menguji tikus-tikus, baru kemudian pada sel-sel kanker dan sel imun pasien kanker. Hasilnya ternyata salmonella menunjukkan aksi yang sama. Kini peneliti siap mengujikannya ke manusia, sembari menunggu autorisasi.<br />
<br />
Bagaimana salmonella beraksi? Menurut peneliti, bakteri yang digunakan dalam penelitian sudah dibuat agar tidak menyebabkan sakit, dan dia bisa membantu sel-sel kanker agar mudah ditemukan oleh sistem imun untuk kemudian dibunuh.<br />
<br />
Proses ini melibatkan apa yang disebut connexin 43, yaitu protein yang membuat saluran komunikasi antar berbagai jenis sel. Fragmen-fragmen dari protein tumor yang disebut peptida akan melarikan diri dari saluran ini dan masuk ke sistem imun dan bertindak seperti "red flag" yang memicu respon imun spesifik untuk melawan kanker. Pada kanker tahap amat dini, sel-sel imun yang berpatroli sering mengenali sel kanker sebagai sesuatu yang abnormal dan menghancurkannya. Namun saat sel kanker tumbuh besar, mereka justru tidak terlihat oleh sel imun karena berkurangnya connexin 43.<br />
<br />
Dalam studi, sel kanker yang diteliti adalah melanoma. Sel-sel kanker malnoma pada tikus maupun manusia setelah disuntikkan dengan salmonella, ternyata mengalami peningkatan jumlah connnexin 43 pada sel-sel tumor. Dampaknya, saluran komunikasi kembali terbentuk dan sel-sel imun aktif kembali dan bergerak untuk membunuhnya. Teknik tersebut juga melindungi tikus dari penyebaran kanker yang mirip dengan gaya vaksin dalam strategi pencegahan.<br />
<br />
Obat-obat imunoterapi relatif masih baru di dunia kedokteran. April lalu, FDA memberikan approval pada obat Provenge, yakni vaksin yang bisa menstimulasi sistem imun untuk menyerang kanker prostat. Ini adalah vaksin pertama untuk terapi tumor. Ada lagi obat ipilimumab yang dikembangkan Bristol-Myers Squibb, yang cukup menjanjikan melawan melanoma, dan data penelitiannya baru dirilis Juni tahun ini.<br />
<br />
Peneliti sendiri memilih sel melanoma karena merupakan salah satu sel kanker paling mematikan. Meski begitu teknik suntikan salmonella ini bisa diterapkan pada berbagai jenis kanker.<br />
vera amelia</span></span></span>Kajian Pustaka Farmasihttp://www.blogger.com/profile/15539262591050945628noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8568202281162665604.post-35214448674425688802011-07-09T18:15:00.000-07:002011-07-09T18:15:21.277-07:00Cuka berguna sebagai obat diet !!<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: grey; font-family: 'lucida grande',tahoma,verdana,arial,sans-serif; font-size: 11px; text-align: left;">Jenis cuka tersebut ialah cuka apel, yakni sebuah jenis cuka yang telah lama diduga mampu menurunkan komposisi lemak dalam tubuh karena kandungannya merupakan hasil reaksi antar<span class="text_exposed_show" style="display: inline;">a asam asetat dan pektin buah yang merupakan hasil fermentasi apel. Sekitar pada bulan Juni 2009, sebuah artikel penemuan baru dipublikasikan dalam medical news today. Penemuan baru tersebut merupakan sebuah penemuan baru mengenai fungsi cuka dapur yang sebenarnya mampu membantu manusia dalam melawan lemak. Publikasi mengenai fungsi baru asam cuka ini diawali oleh para peneliti Jepang yang memberi laporan bahwa cuka biasa-yakni cuka yang biasanya digunakan untuk membuat acar-sesungguhnya telah menjadi obat oleh orang-orang sejak zaman dahulu kala. Penemuan baru mengenai fungsi cuka ini pun pada akhirnya semakin menguatkan posisi cuka dapur sebagai obat yang ampuh dari masa ke masa. hasil studi penelitian tersebut dimuat dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry pada edisi ke 8 pada bulan Juli 2009.<br />
<br />
Seorang peneliti Jepang bernama Tomoo Kondo bersama dengan rekannya dalam penelitian baru mereka mengenai cuka mencatat bahwa cuka sesungguhnya telah dijadikan sebagai obat untuk berbagai penyakit. Penelitian ilmiah modern menunjukkan bahwa asam asetat-komponen penting dalam cuka-sebenarnya sangat membantu mengontrol tekanan darah, gula darah, serta penimbunan lemak. asam cuka lagi<br />
<br />
<br />
Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Jepang tersebut menggunakan tikus sebagai bahan penelitian mereka. Tikus-tikus yang menjadi subyek penelitian tersebut dibagi dengan perlakuan yang berbeda. Para peneliti tersebut memberikan cairan asam asetat-cairan penyusun cuka-melalui perut tikus sementara sisanya tidak diberikan cuka. Tikus-tikus tersebut diberikan jenis dan proporsi makanan yang sama. Selanjutnya, dalam penelitian tersebut ditetapkan bahwa tikus yang diberikan asam asetat cuka memiliki berat lemak tubuh 10% lebih sedikit dibandingkan dengan tikus yang tidak diberikan cuka. Meski demikian, peneliti masih belum berani menetapkan apakah cuka benar-benar efektif jika diujicobakan pada manusia sebagai subyek pengguna. Penelitian tersebut hanya menunjukkan adanya reaksi penurunan gula darah pada tikus yang diberi cuka jika dibandingkan dengan tikus lainnya yang tidak diberi cuka. Dalam penelitian, cuka memang terbukti memliki sifat untuk membakar lemak. Namun, ini bukan berarti cuka tidak memiliki bahaya tersendiri bagi tubuh manusia yang mengkonsumsinya.<br />
(nini)<br />
sumber : http://www.kaskus.us/showthrea<wbr></wbr>d.php?p=141694933</span></span></span>Kajian Pustaka Farmasihttp://www.blogger.com/profile/15539262591050945628noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8568202281162665604.post-3444257782461468622011-07-09T18:04:00.000-07:002011-07-09T18:04:06.617-07:00SARANG SEMUT TERBUKTI TUMPAS KANKER, TUMOR, dan BERBAGAI PENYAKIT BERAT!!<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: grey; font-family: 'lucida grande',tahoma,verdana,arial,sans-serif; font-size: 11px; text-align: left;">Sarang Semut (Myrmecodia pendans) merupakan tanaman yang berasal dari Papua yang secara tradisional telah digunakan oleh penduduk asli Papua untuk mengobati berbagai penyakit secara turun-temurun. Dan sekarang hasil penelitian modern mendapati bahwa tanama<span class="text_exposed_show" style="display: inline;">n ini mengandung senyawa aktif penting seperti flavanoid, tokoferol, fenolik dan kaya akan berbagai mineral yang berguna sebagai anti-oksidan dan anti-kanker, sehingga tepat digunakan untuk pengobatan Kanker dan Tumor.<br />
Sarang Semut Sudah Diakui Berkhasiat!<br />
Sejak diperkenalkan 6 tahun yang lalu sebagai tanaman obat, pengguna Sarang Semut kini semakin betambah, tidak terbatas di Indonesia, tetapi juga digunakan dibeberapa negara lain, seperti Singapura, Malaysia, Jerman, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat.<br />
Dikenalnya Sarang Semut sebagai tanaman berkhasiat tidak lepas dari gencarnya pemberitaan di media massa, yang berlomba-lomba mengulas tentang keajaiban khasiat Sarang Semut. Beberapa media bahkan menampilkan kesaksian dari mereka yang tersembuhkan oleh Sarang Semut.<br />
Berikut ini adalah jenis-jenis penyakit yang sudah terbukti dapat diatasi oleh Sarang Semut berdasarkan pengalaman empiris dari para pengguna.<br />
Berbagai jenis kanker dan tumor; Seperti kanker payudara, otak, hidung, lever, paru-paru, usus, rahim, kulit, prostat, dan kanker darah (leukimia) Jantung Koroner dan berbagai gangguan jantung Stroke berat dan ringan Membantu mengobati Lupus Menghilangkan benjolan-benjolan pada payudara Gangguan ginjal dan prostat TBC & masalah paru-paru Ambien (Wasir) baru maupun lama Sakit kepala sebelah , Migrain Reumatik Melancarkan peredaran darah, pegal linu, dan nyeri otot Meningkatkan vitalitas, memperbaiki dan meningkatkan stamina tubuh. Dan bukti khasiat tidak hanya ditunjukkan secara empiris. Berdasarkan hasil penelitian ilmiah dari Pusat Bioteknologi LIPI, terungkap bahwa Sarang Semut mengandung senyawa-senyawa aktif yang telah dikenal dalam dunia medis untuk pengobatan berbagai penyakit.<br />
Dr. M. Ahkan Subroto, Ahli Peneliti Utama LIPI mengungkapkan bahwa senyawa aktif yang terkandung dalam Sarang Semut itu adalah flavonoid, tanin, dan poliefenol yang berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh.<br />
Selain senyawa aktif di atas dalam Sarang Semut juga ditemukan kandungan bermanfaat lainnya, seperti tokoferol, magnesium, kalsium, besi, fosfor, natrium, dan seng. Berikut adalah keterangan singkat dari beberapa senyawa aktif bermanfaat yang terkandung dalam Sarang Semut:<br />
Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C, antinflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik. Penelitian-penelitian mutakhir telah mengungkap bahwa flavonoid tidak saja berguna untuk pencegahan, tetapi juga untuk pengobatan kanker. Dan sebagai anti virus, fungsi flavonoid telah banyak dipublikasikan, termasuk untuk melemahkan virus HIV /AIDS dan virus herpes. Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa flavonoid dilaporkan berperan dalam pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit lain, seperi asma, katarak, diabetes, encok/rematik, migren, wasir, dan perionditis (radang, jaringan ikat penyangga akar gigi). Tanin merupakan astrigen yang mengikat dan mengendapkan protein berlebih dalam tubuh. Dalam bidang pengobatan tanin digunakan untuk mengobati diare, hemostatik (menghentikan pendarahan), dan wasir. Karena itu kemampuan Sarang Semut untuk pengobatan ambeien (wasir) dan mimisan diduga kuat berkaitan dengan kandungan zat ini. Polifenol banyak ditemukan dalam buah-buahan, sayuran serta biji-bijian. Rata-rata manusia bisa mengonsumsi polifenol dalam seharinya sampai 23 mg. Khasiat dari polifenol adalah anti mikroba dan menurunkan kadar gula darah. Asam fenolik merupakan kelas dari antioksidan atau senyawa yang menghilangkan radikal bebas, yang dapat menyumbat pembuluh darah dan mengakibatkan perubahan pada DNA yang dapat menimbulkan kanker dan penyakit lain. Tokoferol, penelitian menunjukkan bahwa alfa-tokoferol pada konsentrasi 12 ppm telah mampu meredam radikal bebas hingga 96%. Sedangkan Sarang Semut kaya akan antioksidan tokoferol, sampai sekitar 313 ppm. Maka tidak heran herbal ini dikenal memiliki reaksi yang cepat dalam membantu menumpas kanker, tumor, dan berbagai bentuk benjolan yang bisa menjadi tumor atau kanker. Magnesium memiliki peranan dalam fungsi tulang, hati, otot, transfer air intraseluler, keseimbangan basa, dan aktivitas neuromuseluler. Fungsi-fungsi mineral tersebut dapat menjelaskan beberapa khasiat lain dari Sarang Semut , misalnya, khasiat dalam membantu mengatasi berbagai macam penyakit/gangguan jantung, melancarkan peredaran darah, mengobati migren, gangguan fungsi ginjal dan prostat, memulihkan kesegaran dan stamina tubuh, serta memulihkan gairah seksual. Kalsium berfungsi dalam kerja jantung, implus saraf, dan pembekuan darah. Besi berfungsi dalam pembentukan hemoglobin, transporoksigen, aktivor enzim. Fosfor berfungsi dalam penyerapan kalsium dan produksi energi. Natrium memilki peranan dalam keseimbangan elektrolit, volume cairan tubuh, dan implus saraf, dan kesimbangan asam-basa. Seng memiliki fungsi dalam sintesis protein fungsi seksual, penyimpanan insulin, metabolisme karbohidrat, dan penyembuhan luka. Sehubungan dengan asam urat, dalam penelitiannya Dr. M. Ahkan Subroto melihat adanya penghambatan aktivitas enzim xanthine oxidase oleh estrak Sarang Semut, hal ini menunjukkan bahwa estrak Sarang Semut setera dengan aktivitas allopurinol, obat kimia komersial yang digunakan untuk pengobatan asam urat. Namun, bila dampak negatif dari allopurinol bisa meningkatkan kadar kreatin hingga merusak ginjal, maka Sarang Semut selain menurunkan asam urat juga akan memperbaiki fungsi ginjal. Ini berarti Sarang Semut lebih aman digunakan dalam pengobatan asam urat.Namun, memang harus diakui bahwa tidak semua mekanisme kerja kandungan senyawa aktif Sarang Semut dalam mengobati berbagai penyakit dapat diketahui dengan pasti, karena untuk itu masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan berkesinambungan secara ilmiah.<br />
Tidak menutup kemungkinan di masa yang akan datang masih akan ditemukannya senyawa-senyawa aktif lainnya dari Sarang Semut yang belum terungkap sampai sekarang, dan dapat lebih menjelaskan ada apa di balik semua khasiat luar biasa tersebut, yang telah membantu kesembuhan begitu banyak orang dari berbagai penyakit biasa dan berat, yang kadang sulit atau tidak dapat disembuhkan secara medis.(gusti ayu)</span></span></span>Kajian Pustaka Farmasihttp://www.blogger.com/profile/15539262591050945628noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8568202281162665604.post-30508617562782258452011-07-09T18:02:00.000-07:002011-07-09T18:02:08.606-07:00JAMUR OBAT ALTERNATIF PENYAKIT KRONIS<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: grey; font-family: 'lucida grande',tahoma,verdana,arial,sans-serif; font-size: 11px; text-align: left;">JAMUR TEH KOMBUCHA<br />
Ini adalah artikel yang dipublikasikan didalam majalah "The American raum & zeit (Munt Vernon/USA) Volume 2, Nomer 5, 1991, halaman 51-56.<br />
<br />
Kombucha adalah suatu ramuan minuman kuno, yang terjadi atas hasil simbiosis murni dari bakteri<span class="Apple-converted-space"> </span><span class="text_exposed_show" style="display: inline;">dan ragi Kombucha Tea (KT) yang berasal dari Asia Timur, dan sampai di Jerman melalui Russia sekitar akhir abad lalu. Penyembuh terhadap berbagai macam penyakit ini telah di gunakan berulang kali dirumah tangga dipelbagai Negara Asia. Jamur tersebut terdiri dari gelatinoid serta membrane jamur yang liat dan berbentuk piringan bulat serta hidup dalam lingkungan nustrisi teh-manis yang akan tumbuh secara berulang sehingga membentuk susunan piringan berlapis. Piringan pertama akan tumbuh pada lapisan paling atas yang akan memenuhi lapisan, kemudian disusul oleh pertumbuhan piringan berlapis-lapis dibawahnya yang akan menebal. Bila dirawat secara benar, maka jamur ini akan tumbuh pesat dan sehat, sehingga akan hidup sepanjang umur pemilik serta keturunannya.<br />
Selama proses fermentasi dan oksidasi berlangsung, maka akan terjadi bermacam-macam reaksi pada larutan teh-manis secara assimilatif dan dissimilatif. Jamur teh akan memakan gula, dan sebagai gantinya memproduksi berbagai unsur berguna yang akan muncul pada minuman tersebut seperti : glucuron acid, acetic acid, lactic-acid, vitamin, asam-asam amino, berbagai unsur antibiotik, serta unsur-unsur lain. Maka dari itu, jamur Kombucha ini adalah sebuah paberik biokimia mini yang sesungguhnya.<br />
<br />
Kombucha – Penyembuh untuk Segala Penyakit?<br />
Kekayaan pengalaman dari para pengguna teh jamur Kombucha ini, selain bisa digunakan sebagai minuman penyegar, maka dalam berbagai laporan medis bisa dibaca, bahwa kombucha bisa pula digunakan sebagai obat penyembuh penyakit. Pada laporan-laporan lama sampai yang mutakhir, disebutkan bahwa banyak penyakit bisa disembuhkan oleh Kombucha, sehingga mendapatkan banyak pujian dari berbagai kalangan yang pernah mencobanya. Bentangan penyembuhannya adalah, mulai dari penyakit yang ringan saja atau kurang merugikan, sampai penyakit yang paling serius sekalipun.<br />
Banyak dokter dan ilmuwan telah membuktikan bahwa efek dari minuman Kombucha ini, merupakan penyembuh rumahan. Berbagai penelitian mengenai Kombucha telah dilaksanakan serta dibicarakan efektivitas penyembuhannya yang berbasiskan pada glucon-acid serta glucuron-acid, lactic-acid, acetic acid, serta berbagai macam vitamin C dan kelompok vitamin B yang sangat mujarab untuk menunjang kesehatan. Sebagaimana telah dibuktikan oleh para peneliti di Russia, bahwa banyak komponennya mengandung zat-zat yang mempunyai sifat antibiotik serta penawar racun, dimana zat-zat tersebut memainkan peran penting dalam proses biokimia tubuh manusia.<br />
<br />
Acuan bagi Dunia<br />
Bacinskaja pada tahun 1914, telah menyatakan bahwa minuman ini efektif untuk kegiatan perut serta usus, khususnya pada bagian pembuangan. Beliau merekomendasikan untuk meminum segelas kecil sebelum makan dan meningkatkan takarannya secara berangsur-angsur untuk mendapatkan khasiat yang nyata dari minuman ini.<br />
Professor S. Bazarewski mengemukakan dalam suatu laporan di "Correspondence for the Association of Nature Researchers in Riga",1915, bahwa diantara para penduduk Latvia di Propinsi Rusia Baltic, yaitu di Livland dan Kurland, mereka mempunyai obat tradisional yang bernama "Brinum Ssene" yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "Jamur Ajaib". Penduduk Latvia menggambarkan jamur ini sebagai "Suatu kekuatan penyembuhan yang ajaib untuk berbagai macam penyakit" sesuai dengan uraian Bazarewski. Beberapa orang penduduk yang ditanyai oleh Bazarewski menyatakan bahwa jamur ini bisa menyembuhkan pusing kepala, tetapi yang lain juga menyatakan kepadanya bahwa "jamur ini sangat berguna dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit".<br />
Prof. B. Lindner (1917-1918) melaporkan bahwa jamur ini kebanyakan digunakan sebagai pengatur (regulator) atau untuk penyembuh aktivitas organ pencernaan yang kurang baik jalannya. Demikian juga halnya dengan pembengkakan disekitar dubur atau anus dapat disembuhkan seperti wasir atau ambein<br />
Dokter Dr. Rudolf Sklenar dari Lich, Oberhessen, melaporkan di majalah periodik "Experiential Healing Science" pada 1964 mengenai metodenya dalam mendiagnosa dan terapi yang berhasil: "Suatu zat penyembuh alami yang berupa jamur yang bernama Kombucha, yang berperan sebagai penawar berbagai racun yang menghancurkan macam-macam microorganisme dan juga cholesterol". Dr. Sklenar menemukan suatu cara penyembuhan kanker, yang mana digunakan Kombucha dan juga pelbagai penyembuh lain berupa preparat Coli, yang mempunyai peran penting dalam sanitasi flora di bagian pencernaan manusia.(kusumawardani)</span></span></span>Kajian Pustaka Farmasihttp://www.blogger.com/profile/15539262591050945628noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8568202281162665604.post-35655676705803050372011-07-09T17:54:00.000-07:002011-07-09T17:54:31.110-07:00Kanker dan Bawang Putih<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'lucida grande',tahoma,verdana,arial,sans-serif; font-size: 11px; text-align: left;"><div style="font-size: 11px; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;"><br />
</div><div style="font-size: 11px; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">Berbagai studi menunjukkan kemampuan bawang putih (Allium sativum) dalam mencegah dan mengobati berbagai penyakit seperti mencegah serangan jantung, penggumpalan darah, menurunkan kadar kolesterol, tekanan darah, kadar gula darah, mengurangi tukak lambung, penawar racun, pembunuh bakteri/jamur/parasit, pengikat radikal bebas terutama yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan kanker seperti kanker prostat, perut, kolorektal (usus dan dubur), payudara, liver, kulit, dan paru-paru.</div><div style="font-size: 11px; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">Bawang putih mengandung zat-zat aktif antara lain vitamin A, B, C, kalsium, potasium, besi, karoten, dan selenium. Zat yang paling dominan memerangi kanker adalah komponen allyl sulfur seperti diallyl sulfide, diallyl disulfide, diallyl trisulfide, S-allyl cysteine, S-allylmercaptocysteine, allicin, dan ajoene. Zat-zat tersebut mencegah pembentukan dan pengaktifan nitrosamin di dalam tubuh, juga memblokir aflatoxin, azoxymethane, benzo(a)pyrene, dan lain-lain, yang kesemuanya merupakan zat karsinogen (pemicu kanker).</div><div style="font-size: 11px; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">Zat-zat tersebut mencegah mutasi gen, menghambat proliferasi ( pertumbuhan / pembelahan) sel-sel kanker, memperbaiki struktur DNA yang rusak, bahkan merangsang sel kanker untuk bunuh diri (apoptosis).</div><div style="font-size: 11px; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">Bawang putih juga berperan sebagai antioksidan, mengeluarkan racun dari dalam tubuh, dan membunuh kuman Helicobacter pylori yang dapat memicu berbagai macam kanker perut. Cara Mengkonsumsi</div><div style="font-size: 11px; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">Zat-zat aktif didalam bawang putih dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti tanah tempat bawang putih tumbuh, komposisi zat makanan lain yang dikonsumsi bersamaan dengan bawang putih, cara mempersiapkan dan mengkonsumsi bawang putih itu sendiri.</div><div style="font-size: 11px; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">Berkombinasi dengan selenium, asam lemak tertentu (misal asam linoleat), dan vitamin A, dapat meningkatkan kemampuan bawang putih untuk menghambat proliferasi dan meningkatkan apoptosis.</div><div style="font-size: 11px; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">Cara memasak yang salah dapat menghilangkan khasiat bawang putih seperti memproses bawang putih selama 1 menit di dalam microwave, dipanaskan dalam proses memasak, dll. Lalu bagaimana solusinya ?</div><div style="font-size: 11px; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">Sebelum dimasak, hancurkan bawang putih (digeprak, diiris tipis, atau diuleg) kemudian biarkan selama 15 menit. Dalam waktu 15 menit itu terjadi reaksi kimia yang mengaktifkan zat-zat antikanker golongan allyl sulfur di atas, agar tidak rusak sewaktu dimasak. Tetapi kalau setelah dihancurkan langsung dimasak, reaksi kimia itu tidak terjadi, sehingga khasiat antikankernya hilang. Cara yang sama juga digunakan untuk mengkonsumsi bawang merah dan bawang bombay atau bawang putih dalam bentuk mentah.</div><div style="font-size: 11px; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">Sekalipun bawang putih memiliki khasiat baik untuk kesehatan namun tidak berarti kita boleh mengkonsumsi sebanyak-banyaknya. Mengkonsumsi terlalu banyak bawang putih mengakibatkan timbulnya aroma yang tidak sedap pada mulut dan kulit, alergi, asma bronkial, dermatitis, ganguan pencernaan seperti diare, iritasi, produksi gas yang berlebihan. Juga dapat mengurangi sperma, mengurangi kadar protein dan kalsium di dalam darah. Bawang putih juga memiliki kemampuan untuk mencegah pembekuan darah oleh karena itu bagi orang yang baru menjalani pembedahan sebaiknya mengurangi konsumsi bawang putih.</div><div style="font-size: 11px; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">Bawang putih juga meningkatkan kerja enzim dalam hati untuk membuang racun dari dalam tubuh. Bagi orang sehat kemampuan ini sangat bermanfaat, tetapi bagi mereka yang sedang mengkonsumsi obat-obatan atau sedang menjalankan kemoterapi sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter karena obat-obatan itu juga ikut terbuang.</div><div style="font-size: 11px; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">Dosis yang disarankan adalah 4-5 gram bawang putih segar per hari atau kira-kira setara dengan 1-2 siung.</div><div style="font-size: 11px; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;"><br />
</div><div style="font-size: 11px; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.facebook.com/groups/112710375458559?view=doc&id=113418032054460">ini dari...</a> </div></span></span>Kajian Pustaka Farmasihttp://www.blogger.com/profile/15539262591050945628noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8568202281162665604.post-86691771661578350462010-11-02T11:24:00.001-07:002010-11-02T11:24:35.714-07:00ABSTRAK<br />
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh variasi konsentrasi<br />
hidroksipropilmetilselulosa terhadap kecepatan disolusi tablet lepas lambat<br />
teofilin yang diformulasi dengan sistem mengapung mengembang. Penelitian<br />
ini bertujuan untuk mengetahui laju pelepasan teofilin dari tablet. Pada<br />
penelitian ini dibuat empat formula tablet yang mengandung teofilin 300 mg<br />
sebagai bahan aktif dan hidroksipropilmetilselulosa dengan variasi<br />
konsentrasi 240 mg/tablet (F1), 215 mg/tablet (F2), 198 mg/tablet (F3) dan<br />
152 mg/tablet (F4), natrium bikarbonat dan asam sitrat sebagai penghasil<br />
gas. Tablet yang dihasilkan dievaluasi meliputi keseragaman ukuran,<br />
keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, sifat pengapungan dan<br />
pengembangan dan disolusi. Uji disolusi dilakukan dengan pengaduk<br />
keranjang dalam medium cairan lambung buatan tanpa enzim selama 4 jam<br />
dan dapar fosfat pH 6,0 selama 8 jam masing-masing sebanyak 900 ml pada<br />
suhu 37±0,5oC dan kecepatan 50 putaran per menit. Analisis statistika<br />
menggunakan rancangan acak lengkap menunjukkan perbedaan nyata.<br />
Formulasi tablet dengan konsentrasi hidroksipropilmetilselulosa sebanyak<br />
240 mg (F1) dan 215 mg (F2) dapat memberikan pengaruh nyata terhadap<br />
laju disolusi teofilin dari tablet.<br />
<br />
<br />
ABSTRACT<br />
A research of influence concentration hydroxypropylmetylcellulose to<br />
dissolution rate of theophylline sustained release tablet that formulated with<br />
floating system have been done. The research was aimed to know the<br />
theophylline release from tablet. This research made four formulas which<br />
contains 300 mg theophyllin as an active agent and<br />
hydroxypropylmetylcellulose with variation concentration 240 mg/tablet (F1),<br />
215 mg/tablet (F2), 198 mg/tablet (F3) dan 152 mg/tablet (F4) respectively,<br />
sodium bicarbonate and citric acid as gas generating agent. Tablets were<br />
evaluated such as size evaluation, weight evaluation, hardness test, friability<br />
test, floating test, and dissolution test. In dissolution testing used rotating<br />
basket apparatus in 900 ml simulated gastric fluid without enzym during 4<br />
hours and pH 6,0 phosphate buffer during 8 hours respectively at 37±0,5oC<br />
with a speed 50 rpm. Statistics analysis using completely randomized design<br />
show significant effect . Formula that contain hydroxy propylmetylcellulose<br />
240 mg (F1) and 215 (F2) can give significant effect to dissolution rate of<br />
theophyllin from tablet.<br />
<br />
<a href="http://www.4shared.com/document/tMzH62RO/Formulasi__Eevaluasi_Tablet_Le.html">download paper</a>Kajian Pustaka Farmasihttp://www.blogger.com/profile/15539262591050945628noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8568202281162665604.post-43830449108025588542010-11-02T10:41:00.000-07:002010-11-02T10:41:37.342-07:00pengaruh variasi konsentrasi kombinasi veegum dan natrium karboksimetilselulosa terhadap stabilitas fisik krim antioksidan tipe m/a ekstrak air Kappaphycus alvareziiABSTRAK<br />
<br />
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh variasi konsentrasi kombinasi veegum dan natrium karboksimetilselulosa terhadap stabilitas fisik krim antioksidan tipe m/a ekstrak air Kappaphycus alvarezii. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula krim antioksidan tipe m/a yang paling stabil secara fisik. Ekstrak air Kappaphycus alvarezii yang memiliki aktivitas antioksidan diformulasi menjadi sediaan krim dengan variasi konsentrasi kombinasi veegum (2%, 3%, 4% dan 5%) dan natrium karboksimetilselulosa (0,2% pada setiap formula) terhadap total bobot krim. Evaluasi kestabilan fisik meliputi uji organoleptis, kriming dan inversi fase tidak menunjukkan adanya perubahan. Analisis statistik dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) menunjukkan terdapat pengaruh yang nyata antara variasi konsentrasi kombinasi veegum dan natrium karboksimetilselulosa terhadap viskositas serta pengaruh yang tidak nyata terhadap ukuran tetesan terdispersi sediaan krim sebelum dan setelah stress condition selama 12 jam secara bergantian pada suhu 5°C dan 35°C sebanyak 10 siklus. Krim dengan kombinasi veegum 4% dan natrium karboksimetilselulosa 0,2% menunjukkan kestabilan fisik yang optimal.<br />
<br />
<br />
ABSTRACT<br />
<br />
A research about influence of combination veegum and carboxymethylcellulose sodium concerning physic stability o/w type antioxidant cream from water extract of Kappaphycus alvarezii had been conducted. The aim of this research was find the most stable formulation of o/w type antioxidant cream. Water extract of Kappaphycus alvarezii have the antioxidant activity and then formulatated be cream preparations with several concentration of veegum (2%, 3%, 4% and 5%) and carboxymethylcellulose sodium (0.2% for each formula) from total weight of cream. Physical stability evaluation of cream such organoleptic test, criming and invers phase showed no change after stress condition. Statistical analysis with Complete Randomized Design (CRD) showed there were significant effect from concentration variation of combination veegum and carboxymethylcellulose sodium to the viscosity and weren’t significant effect to the the size of dispersed droplets of cream preparation before and after stress condition for 12 hours alternately in 5°C and 35°C for 10 cycles. Cream preparation with combination of veegum 4% and carboxymethylcellulose sodium 0.2% could be classified as most physically stable cream.<br />
<br />
<a href="http://turboupload.com/evxzrb099zdy">Download paper</a>Kajian Pustaka Farmasihttp://www.blogger.com/profile/15539262591050945628noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8568202281162665604.post-72397076756630129332010-10-29T03:33:00.001-07:002010-10-29T03:33:18.456-07:00<div style="text-align: center;"><span style="color: #0b5394; font-size: large;"><b>ASAM RETINOAT DALAM KOSMETIKA, APA BAHAYANYA?</b></span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #0b5394; font-size: large;"><b><br />
</b></span></div><div style="text-align: justify;"> Belum lama ini terdengar berita lumayan mengejutkan bahwa beberapa produk kosmetika, beberapa diantaranya cukup terkenal, ditarik dari peredaran oleh Badan POM. Sebuah tindakan yang penuh kehati-hatian terhadap adanya senyawa-senyawa pada kosmetika tersebut yang dikuatirkan dapat menyebabkan risiko kesehatan pada konsumen. Berdasarkan PUBLIC WARNING / PERINGATAN dari Badan POM Nomor : KH.00.01.43.2503 tanggal : 11 JUNI 2009, beberapa senyawa berbahaya yang dijumpai dalam kosmetika antara lain adalah :<br />
• Merkuri (Hg) / Air Raksa termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun.<br />
Pemakaian Merkuri (Hg) dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit, yang akhirnya dapat <br />
menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, kerusakan permanen pada susunan syaraf, otak, <br />
ginjal dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan muntah-<br />
muntah, diare dan kerusakan ginjal serta merupakan zat karsinogenik (menyebabkan kanker) pada manusia.<br />
• Hidrokinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar, bercak-bercak hitam.<br />
• Asam Retinoat / Tretinoin / Retinoic Acid dapat menyebabkan kulit kering, rasa terbakar, teratogenik (cacat <br />
pada janin).<br />
• Bahan pewarna Merah K.3 (CI 15585), Merah K.10 (Rhodamin B) dan Jingga K.1 (CI 12075) merupakan zat warna <br />
sintetis yang umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini merupakan zat <br />
karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Rhodamin B dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati.<br />
Salah satu bahan berbahaya yang akan dikaji dalam artikel ini adalah tentang asam retinoat. Menarik bahwa asam retinoat banyak dijumpai pada produk-produk pemutih kulit, salah satunya adalah produk yang cukup ngetop di Yogya, yaitu produk dari Natasha Medicated Skin Care Yogyakarta. Aduh, mudah-mudahan saya tidak idtuntut karena menyebut nama…. Karena saya juga hanya mengutip dari edaran Badan POM n artikel orang lain. Lanjut, merk terkenal OLAY dan PONDS juga ada yang ditarik karena mengandung merkuri. Yang ditarik adalah OLAY Total White produk Malaysia dan PONDS Age Miracle <br />
produk Thailand/Singapore.<br />
<br />
<br />
Kembali ke asam retinoatnya, ……<br />
Apakah asam retinoat itu?<br />
Asam retinoat adalah bentuk asam dan bentuk aktif dari vitamin A (retinol). Disebut juga tretinoin. Asam retinoat ini sering dipakai sebagai bentuk sediaan vitamin A topikal, yang dapat diperoleh secara bebas maupun dengan resep dokter. Bahan ini sering dipakai pada preparat untuk kulit terutama untuk pengobatan jerawat, dan sekarang banyak dipakai untuk mengatasi kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari (sundamage) dan untuk pemutih.<br />
Bagaimana Asam retinoat bekerja?<br />
Kulit memiliki reseptor untuk asam retinoat yang disebut retinoic acid receptor (RAR) yang berlokasi di dalam sel (intraseluler). Jika asam retinoat mengikat reseptornya, maka akan mengaktifkan transkripsi gen yang akan menstimulasi replikasi dan diferensiasi sel, terutama adalah sel-sel keratin (sel sel tanduk) penyusun kulit paling luar (epidermis).Hal ini akan menyebabkan efek berkurangnya keriput dan memperbaiki sel-sel kulit yang rusak, misalnya karena paparan sinar matahari.<br />
Mekanismenya sebagai obat jerawat belum banyak diketahui sepenuhnya, tetapi Diane Thiboutot dkk dari Pennsylvania State University College of Medicine, dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa asam retinoat ini meng-up regulasi gen untuk pembentukan protein NGAL, yang berperan dalam proses kematian (apoptosis) kelenjar sebasea, yaitu kelenjar penghasil minyak di kulit, yang umumnya terlibat pada terjadinya jerawat. Dengan kematian sel kelenjar sebasea ini, maka produksi minyak kulit berkurang dan akan mengurangi jerawat.<br />
Asam retinoat juga sering dimasukkan dalam komposisi krim pemutih karena dipercaya memiliki efek pemutih. Efek asam<br />
retinoat ini tidak langsung melalui penghambatan pigmen melanin seperti beberapa senyawa pemutih lainnya, tetapi menurut<br />
Yoshimura cs, diduga karena terjadinya peningkatan proliferasi sel-sel keratin dan percepatan turnover epidermis (lapisan kulit paling luar), sehingga memberikan efek mencerahkan kulit.<br />
Apa efek berbahayanya?<br />
Kayaknya baik-baik saja, ya, bahayanya apa? Berdasarkan studi pada hewan coba, seperti yang dilakukan oleh beberapa peneliti dari Unair (Universitas Airlangga), asam retinoat dosis 60 mg/KgBB yang diinduksikan pada mencit hamil selama 10 hari menyebabkan penurunan hasil reproduksi induk mencit berupa berkurangnya jumlah fetus hidup, meningkatnya jumlah fetus mati dan resorbsi, untuk implantasi plasenta serta berat badan fetus tidak berpengaruh, sedangkan kelainan bawaan eksternal terjadi disemua fetus yang dihasilkan. Pada penggunaan sistemik (misalnya peroral) asam retinoat yang di uji pada manusia juga menunjukkan bahwa asam retinoat memiliki efek teratogenik, yaitu menyebabkan abnormalitas perkembangan <br />
janin dalam kandungan. Paparan yang paling kritis adalah selama 3-5 minggu kehamilan, bahkan sebelum sang ibu ketahuan hamil. Penggunaan asam retinoat ini dapat menyebabkan berbagai bentuk malformasi/kecacatan pada janin. Fakta ini diperoleh beberapa saat setelah Accutane, suatu obat jerawat berbentuk kapsul berisi isotretinoin (13-cis-retinoic acid), <br />
diperkenalkan pada bulan September tahun 1982. Diperkirakan 160 ribu wanita hamil pada saat itu menggunakannya. Antara tahun 1982-1987, kurang lebih dijumpai 900-1300 bayi yang lahir cacat, 700-1000 terjadi aborsi spontan, dan 5000-7000 janin digugurkan secara medis karena paparan Accutane. Anak-anak yang sempat dilahirkan memiliki gangguan hidrosephalus (pembesaran kepala berisi cairan), kecacatan telinga, gangguan jantung, dan penurunan intelegensia. Sejak itu Accutane digolongkan sebagai obat dengan kategori X untuk kehamilan, yaitu tidak boleh sama sekali dipakai pada wanita hamil atau<br />
yang merencanakan hamil. Sementara pada penggunaan topikal, asam retinoat dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit seperti terbakar, terutama buat yang berkulit sensitif. <br />
Walaupun efek yang paling nyata adalah pada penggunaan sistemik, tetapi pada penggunaan topikal (dioleskan di kulit) jika dilakukan dalam jangka waktu lama juga dikuatirkan akan menyebabkan terserapnya asam retinoat ke dalam tubuh dan akan mempengaruhi janin pada pengguna yang sedang hamil.<br />
Kalau menurut aku sendiri sih, kalau mau maksa memakai sediaan yang mengandung asam retinoat… sebenarnya boleh saja, selama tidak iritasi, tidak ada alergi, tidak sedang hamil atau merencanakan hamil, apalagi jika hanya dipakai secara topikal dalam jangka waktu pendek, dan semestinya dengan pangawasan dokter. Nah… kalau jerawat berderet sebesar-besar jagung, mau gimana……. ? Memang ada sih pilihan yang lain,… tapi Accutane sendiri di US masih beredar dan merupakan obat dengan resep dokter. Namun untuk kehati-hatian bagi semua, memang sudah bijaksana jika Badan POM proaktif melaksanakan tugas pengawasannya.<br />
Sumber:<br />
<a href="http://zulliesikawati.wordpress.com/2009/06/14/asam-retinoat-dalam-kosmetika-apa-bahayanya/">http://zulliesikawati.wordpress.com/2009/06/14/asam-retinoat-dalam-kosmetika-apa-bahayanya/#comment-2533 </a><br />
<br />
Teresia Retna Puspitadewi, S.Kep.,Ners / 090610296M Ilmu Kedokteran Reproduksi Program Studi Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. 2008. Efek Asam Retinoat yang Diberikan pada Induk Mencit (Mus musculus) Umur Kebuntingan 10 Hari Terhadap Hasil Reproduksi dan Kelainan Bawaan Eksternal Janin, Kamis, 08 October 2008 00:00 </div>Kajian Pustaka Farmasihttp://www.blogger.com/profile/15539262591050945628noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8568202281162665604.post-24601140215616045102010-10-29T02:13:00.000-07:002010-10-29T02:13:26.907-07:00formulation of sunscreen cream and antioxidant cream.is made from Euchema spinosum seaweed extract as active agent.Abstract<br />
Seaweeds as a source of new compounds found in the sea have been known to have<br />
biosynthesis products larger than other marine plants. Various studies of seaweed have<br />
resulted new compounds with unique structure and have a pharmacological activity.<br />
Therefore the research, excavation and utilization of seaweeds are needed. Activities are<br />
conducted in ONDT are extracting, isolating and identifying the component type of sunscreen<br />
active compounds of Euchema spinosum seaweed along with extracting and testing the<br />
antioxidant activity of Euchema cottonii seaweed and also subsequently formulating cosmetic<br />
preparations made from seaweed extracts. Component type of sunscreen active compounds of<br />
Euchema spinosum seaweed were tested with the color reagent, and the results show that<br />
Euchema spinosum seaweed contains components triterpenoids and tannins compounds that<br />
have sunscreen activity, with test results indicated transmission of erythema 0.929 using UVVis<br />
spectrophotometer at wavelengths from 290 to 372 nm. Test of antioxidant on Eucheuma<br />
cottonii extracts were done using DPPH method of which result showed that the n-hexane,<br />
chloroform and water extracts have antioxidant activity with IC50 values in a row for 543.38<br />
μg / ml, 805.63 μg / ml and 457.29 μg / ml. Antioxidants are compounds that can inhibit<br />
Reactive Oxygen Species (ROS) and free radicals. Given the antioxidant activity, underlies<br />
the use of seaweed Euchema cottonii in cosmetic formulations. Further formulation of<br />
sunscreen cream and antioxidant <a href="http://cream.is/" target="_blank">cream.is</a> made from Euchema spinosum seaweed extract as<br />
active agent.<br />
<a href="http://www.4shared.com/document/1mRoACOa/bu_emis-OVERSEAS_NON_DEGREE_TR.html">downLoad fiLe</a>Kajian Pustaka Farmasihttp://www.blogger.com/profile/15539262591050945628noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8568202281162665604.post-67898061927486471142010-10-29T01:37:00.000-07:002010-10-29T01:37:54.008-07:00Pemuth Gigi dari Tanaman Gelagah<div style="text-align: justify;">Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional merupakan warisan nenek moyang dan dengan landasan empirik telah digunakan dalam kurun waktu yang lama. Pengolahannya dilakukan secara sederhana dan tradisional, sehingga obat tradisional lebih mudah diterima masyarakat karena merupakan bagian<br />
kebudayaan bangsa.</div><div style="text-align: justify;">Saat ini memutihkan gigi sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Pemutihan gigi merupakan salah satu upaya yang sudah lama dikenal dalam ilmu kedokteran gigi. Sayangnya bahan yang digunakan untuk memutihkan gigi hingga saat ini masih banyak yang bersifat toksik terhadap jaringan rongga mulut. Padahal dengan eksplorasi bahan alam tradisional yang banyak terdapat di Indonesia, didapatkanlah satu tanaman yang aman dimanfaatkan sebagai pemutih gigi.<br />
Dimasyarakat salama ini rumput-rumputan termasuk tanaman yang tidak menguntungkan dan tidak memiliki nilai ekonomis bagi manusia. Namun belum lama ini ditemukan tanaman jenis rerumputan yang dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan berupa rumput Glagah (Sacharum Spontanium L.). Jenis rumputan ini mengandung senyawa bioaktif saponin yakni busa yang dapat mengikat zaat warna. Dengan daya kerjanya yang dapat mengikat zat warna maka dapat digunakan untuk memutihkan gigi.<br />
Selama ini pemutih gigi yang sering digunakan berasal dari bahan kimia yang pada dasarnya baik untuk memutihkan gigi. Namun bahan kimia terebut memiliki efek samping yang dapat menyebabkan gigi menjadi rapuh dan sensitive. Berbeda halnya dengan Glagah (Sacharum Spontanium L.) yang zat aktifnya bekerja dengan mengikat zat warna secara alami dengan cara adanya busa yang ditimbulkan oleh saponin. Pemanfaatan Glagah (Sacharum Spontanium L.) dapat lebih praktis bila dibuat dalam bentuk sediaan tertentu seperti sediaan bentuk mouthwash. Selama 3 ini sediaan mouthwash digunakan sebagai penyegar, pembersih flak, dan penghilang bau mulut. Hal inilah yang mendasari pengembangan terhadap sediaan mouthwash untuk menambah nilai surplus mouthwash itu sendiri sebagai zat pemutih gigi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lebih lengkap: <a href="http://www.4shared.com/document/LJNDxm8_/Pemutih_dari_tanaman_GLagah.html">download</a></div>Kajian Pustaka Farmasihttp://www.blogger.com/profile/15539262591050945628noreply@blogger.com0