Sabtu, 09 Juli 2011

Kanker dan Bawang Putih


Berbagai studi menunjukkan kemampuan bawang putih (Allium sativum) dalam mencegah dan mengobati berbagai penyakit seperti mencegah serangan jantung, penggumpalan darah, menurunkan kadar kolesterol, tekanan darah, kadar gula darah, mengurangi tukak lambung, penawar racun, pembunuh bakteri/jamur/parasit, pengikat radikal bebas terutama yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan kanker seperti kanker prostat, perut, kolorektal (usus dan dubur), payudara, liver, kulit, dan paru-paru.
Bawang putih mengandung zat-zat aktif antara lain vitamin A, B, C, kalsium, potasium, besi, karoten, dan selenium. Zat yang paling dominan memerangi kanker adalah komponen allyl sulfur seperti diallyl sulfide, diallyl disulfide, diallyl trisulfide, S-allyl cysteine, S-allylmercaptocysteine, allicin, dan ajoene. Zat-zat tersebut mencegah pembentukan dan pengaktifan nitrosamin di dalam tubuh, juga memblokir aflatoxin, azoxymethane, benzo(a)pyrene, dan lain-lain, yang kesemuanya merupakan zat karsinogen (pemicu kanker).
Zat-zat tersebut mencegah mutasi gen, menghambat proliferasi ( pertumbuhan / pembelahan) sel-sel kanker, memperbaiki struktur DNA yang rusak, bahkan merangsang sel kanker untuk bunuh diri (apoptosis).
Bawang putih juga berperan sebagai antioksidan, mengeluarkan racun dari dalam tubuh, dan membunuh kuman Helicobacter pylori yang dapat memicu berbagai macam kanker perut. Cara Mengkonsumsi
Zat-zat aktif didalam bawang putih dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti tanah tempat bawang putih tumbuh, komposisi zat makanan lain yang dikonsumsi bersamaan dengan bawang putih, cara mempersiapkan dan mengkonsumsi bawang putih itu sendiri.
Berkombinasi dengan selenium, asam lemak tertentu (misal asam linoleat), dan vitamin A, dapat meningkatkan kemampuan bawang putih untuk menghambat proliferasi dan meningkatkan apoptosis.
Cara memasak yang salah dapat menghilangkan khasiat bawang putih seperti memproses bawang putih selama 1 menit di dalam microwave, dipanaskan dalam proses memasak, dll. Lalu bagaimana solusinya ?
Sebelum dimasak, hancurkan bawang putih (digeprak, diiris tipis, atau diuleg) kemudian biarkan selama 15 menit. Dalam waktu 15 menit itu terjadi reaksi kimia yang mengaktifkan zat-zat antikanker golongan allyl sulfur di atas, agar tidak rusak sewaktu dimasak. Tetapi kalau setelah dihancurkan langsung dimasak, reaksi kimia itu tidak terjadi, sehingga khasiat antikankernya hilang. Cara yang sama juga digunakan untuk mengkonsumsi bawang merah dan bawang bombay atau bawang putih dalam bentuk mentah.
Sekalipun bawang putih memiliki khasiat baik untuk kesehatan namun tidak berarti kita boleh mengkonsumsi sebanyak-banyaknya. Mengkonsumsi terlalu banyak bawang putih mengakibatkan timbulnya aroma yang tidak sedap pada mulut dan kulit, alergi, asma bronkial, dermatitis, ganguan pencernaan seperti diare, iritasi, produksi gas yang berlebihan. Juga dapat mengurangi sperma, mengurangi kadar protein dan kalsium di dalam darah. Bawang putih juga memiliki kemampuan untuk mencegah pembekuan darah oleh karena itu bagi orang yang baru menjalani pembedahan sebaiknya mengurangi konsumsi bawang putih.
Bawang putih juga meningkatkan kerja enzim dalam hati untuk membuang racun dari dalam tubuh. Bagi orang sehat kemampuan ini sangat bermanfaat, tetapi bagi mereka yang sedang mengkonsumsi obat-obatan atau sedang menjalankan kemoterapi sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter karena obat-obatan itu juga ikut terbuang.
Dosis yang disarankan adalah 4-5 gram bawang putih segar per hari atau kira-kira setara dengan 1-2 siung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar